Teknologi
informasi sudah menjadi bagian yang sulit untuk dipisahkan dari manusia saat
ini. Kecanggihan internet yang merajalela, fitur smartphone yang semakin
canggih hingga berbagai jenis sosial media, menjadi beberapa contoh yang
menyadarkan kita betapa masifnya teknologi informasi berkembang. Hingga
perkembangan terkini, teknologi informasi sudah mengambil peran dalam
perekonomian atau yang disebut sebagai ekonomi digital.
Berbagai
aspek ekonomi tradisional sudah bergeser ke arah dunia digital seperti financial technology (FinTech), transportasi
online, e-commerce, hingga uang virtual. Tentu saja bentuk-bentuk baru
dalam dunia teknologi tersebut sudah mempengaruhi kehidupan manusia. Kemudahan
dan efisiensi menjadi faktor utama berkembangnya ekonomi digital begitu cepat.
Jadi yang awalnya manusia memanfaatkan teknologi untuk transaksi informasi
melalui internet atau e-mail,
sekarang sudah dapat melakukan transaksi yang melibatkan uang untuk perdagangan
barang dan jasa.
Kemudahan hidup dengan ekonomi digital
Jika melihat
lebih rinci mengenai manfaat ekonomi digital, kita bisa mengambil contoh pada dunia
FinTech. Pada tahun 2016, Hiroshi Nakaso yang merupakan Deputi Gubernur Bank of
Japan pernah mengungkapkan beberapa implikasi dari FinTech terhadap
perekonomian. Namun, yang lebih spesifik yaitu manfaat bagi keuangan inklusif. FinTech
berpotensi menyebarluaskan pendanaan yang sulit dijangkau pada negara-negara
yang wilayahnya luas seperti Indonesia. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
dapat memanfaatkan FinTech untuk pengembangan usahanya di saat mereka sulit
menjangkau industri keuangan konvensional seperti perbankan.
Kita juga
tidak lupa bagaimana transportasi online
semakin masif penggunaannya pada masyarakat Indonesia. Masyarakat sudah merasa
tidak memerlukan lagi untuk membeli kendaraan pribadi karena dapat bepergian
secara mudah. Bukan kemudahan yang biasa, kemudahan rasa transportasi umum yang
bisa secara privat dijemput di depan pintu rumah dan diantarkan kemana pun
sesuai keinginan. Tanpa perlu capek untuk menyetir kendaraan, tanpa perlu
berdesak-desakkan, bahkan bisa menyediakan transportasi untuk anak saat sekolah
yang dikontrol dari rumah. Dalam perkembangannya, transportasi online sudah
mampu menyediakan jasa pengiriman barang. Favoritnya adalah jasa pengiriman
makanan dan minuman sehingga kita bisa memesan makan dimana pun dan kapan pun
saat kita menginkan makanan.
Belum lagi
bagaimana kita melihat perkembangan e-commerce
yang pesat, membuat toko-toko konvensional dibuat ketar-ketir takut akan
bisnisnya akan tutup. Banyak yang menduga bahwa kejadian tutupnya gerai toko
ternama di Indonesia merupakan akibat pertumbuhan dari e-commerce. Ya, e-commerce
sudah menjadi faktor penting dalam meningkatkan kemudahan berbisnis di
Indonesia. Bagaimana tidak, asal kita punya barang yang ingin dijual, dari
rumah pun barang tersebut bisa terjual dengan mudahnya asal ada internet. Tidak
peduli barang itu baru ataupun bekas, pasar yang begitu luas membuat barang
dapat dengan mudah dibeli bagi setiap yang menginginkannya. Jika kita tidak
bisa membuat website sendiri untuk
menjajakan barang dagangan, sudah banyak toko online yang menyediakan tempat kita untuk berdagang. Layaknya pasar
pada umumnya tempat jual-beli barang, tapi kita bisa menjual apa pun di sana
dengan potensi market yang luas.
Bahkan, saking luasnya pasar di Indonesia, salah satu e-commerce terbesar di dunia tertarik untuk menanamkan modalnya di
Indonesia. Mereka pun memiliki banyak pembeli yang berasal dari Indonesia.
Begitu besarnya potensi dunia digital, kita bisa menjadikan seluruh manusia di
muka bumi menjadi pasar bagi barang dagangan, jika kita berkenan.
Dari sisi
konsumen, e-commerce memudahkan
belanja bagi setiap penduduk. Tidak perlu bermacet-macet ria untuk mendapatkan
barang, dapat memilih secara bebas barang yang diinginkan, hingga memilih harga
termurah dari suatu barang. Tentu kemudahan tersebut tidak dapat disediakan
pasar tradisional yang terbatas oleh tempat dan waktu.
Perkembangan
e-commerce pun merembet ke sektor
lain seperti jasa pengiriman barang. Sektor tersebut menjadi sektor yang paling
diuntungkan dengan pertumbuhan ekonomi digital terutama e-commerce. Inovasi pun tidak luput untuk mengakomodir perkembangan
teknologi. Layanan yang semakin memanjakan konsumen disediakan untuk semakin
mempermudah transaksi digital. Selain, proses tracking yang semakin canggih,
pelayanan antar jemput dan perluasan jangkauan semakin ditingkatkan untuk
meningkatkan nilai tambah bagi usaha.
Risiko ekonomi digital
Namun, meski
kemudahan itu selalu ingin dirasakan oleh setiap manusia, perkembangan ekonomi
digital memunculkan berbagai risiko yang mengintai. Yang pertama yaitu masalah
keamanan yang bisa ditinjau dari beberapa aspek. Masalah keamanan secara fisik
yang sudah banyak terjadi pada transaksi online,
keamanan data pribadi yang tersimpan secara digital, ataupun keamanan transaksi
pembayaran yang sewaktu-waktu bisa diganggu oleh para ahli teknologi yang tidak
bertanggung jawab.
Risiko yang
kedua yaitu masalah pengangguran. Beberapa ahli sudah mengungkapan masalah
peningkatan pengangguran yang muncul akibat perkembangan ekonomi digital. Meski
belum ada yang meneliti secara rinci mengenai seberapa besar dampak yang
ditimbulkan. Hipotesis tersebut bersumber dari efek efisiensi yang ditimbulkan
dari teknologi yang digunakan. Kita sudah banyak yang mengetahui bahwa
penggunaan teknologi akan semakin meminimalisir penggunaan tenaga kerja manusia
untuk penyelesaian suatu pekerjaan. Contohnya pada industri FinTech, jika
perbankan menerapkan FinTech penyaluran kredit, maka bisa saja para sales kredit di perbankan tersebut tidak
diperlukan. Selain dari efisiensi, pengangguran juga dapat tercipta karena
kurangnya ahli teknologi di suatu negara. Semakin tinggi spesifikasi tekonologi
yang digunakan maka semakin tinggi pula spesifikasi untuk tenaga yang
mengoperasikannya. Kalau tidak ada di
negara tersebut, maka otomatis akan impor dari negara yang lebih banyak
ahlinya.
Perlu batasan khusus
Melihat
risiko yang dihadapi, tentu yang disampaikan di atas mungkin belum sepenuhnya
dapat menggambarkan seberapa besar risiko yang dihadapi. Namun, dari kasus-kasus
yang dialami para penggguna ekonomi digital, tentu kita semua harus waspada
dalam setiap penggunaan ekonomi digital. Bank Indonesia (BI) memang sudah
melihat risiko tersebut sejak kemunculan ekonomi digital. Di sisi lain, BI
memandang besarnya potensi dari perkembangan ekonomi digital yang mampu
meningkatkan kualitas perekonomian Indonesia. Jadi, BI tidak akan menghambat
pertumbuhan ekonomi digital namun memang harus diatur perkembangannya agar
risiko-risiko yang mungkin terjadi dapat diminimalisir kejadiannya.
Apalagi
Indonesia digadang-gadang menjadi raksasa dalam ekonomi digital di Asia
Tenggara mengingat perkembangan infrastruktur yang semakin pesat belakangan
ini. Prospeknya share ekonomi digital
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pun diperkirakan semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Kalau ekonomi digital tidak dikawal secara ketat oleh otoritas
terkait maka pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat menjadi sia-sia. Hal ini
dikarenakan potensi peningkatan pengangguran yang dapat mengganggu stabilitas
makroekonomi.
Semenjak
Gubernur Bank Indonesia yang baru yaitu Bpk. Perry Warjiyo, perubahan ke arah
lebih baik dilakukan dalam berbagai aspek salah satunya ekonomi digital. Concern lebih dalam mengenai ekonomi
digital dicantumkan dalam misinya yang baru yaitu turut mengembangkan ekonomi dan
keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia dan
sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain. Berbagai
peraturan mengatur ekonomi digital telah dibentuk dan akan semakin banyak lagi
peraturan yang mengakomodir perkembangan ekonomi digital agar bergerak ke arah
yang mensejahterakan dan mententeramkan masyarakat. Kerja sama dengan instansi
lain seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam hal pengaturan industri FinTech
juga semakin ditingkatkan agar kebijakan yang diambil dapat efektif dan
efisien. Dengan adanya regulasi khusus, masyarakat diharapkan dapat lebih
tenang dan merasa aman dalam memanfaatkan ekonomi digital.
Tentunya
peran masyarakat juga diperlukan dalam memitigasi peningkatan risiko ekonomi
digital. Masyarakat harus mempelajari secara rinci mengenai proses transaksi
dan selalu waspada dalam menggunakan instrumen ekonomi digital. Meski ekonomi
digital merupakan inovasi yang dapat tumbuh tanpa batas, manusia dapat
membatasi hal-hal yang berpotensi merugikan. Karena bagaimanapun teknologi
dibuat oleh manusia sehingga pemanfaatannya pun harus dijaga dengan baik oleh
regulator maupun penggunanya.
0 comments :
Post a Comment