Nah, dari ilustrasi di atas yang menjadi faktor adalah barang-barang yang dikonsumsi customer (sabun cuci, sabun mandi, dll) dan jenis kelaminnya sedangkan yang diprediksi adalah preferensi membeli pasta gigi. Ilustrasi ini biasa dinamakan cross-sell modelling. Dalam proses bisnis pemodelan customer biasanya faktor-faktor yang gue gunakan dalam model, gue bagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
- Demografi customer. Biasanya merupakan profile dari customer sendiri seperti jenis kelamin, tempat tinggal, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dll.
- Portofolio customer terhadap perusahaan. Biasanya ini berkaitan dengan koneksi customer dengan perusahaan dan bisa diperoleh jika customer sudah berlangganan dengan perusahaan. Sebagai contoh produk apa saja yang dimiliki, lamanya customer berhubungan dengan perusahaan, dll.
- Transaksi customer. Faktor ini menjadi variabel paling powerfull untuk pemodelan. Banyak model yang bisa dengan hanya menggunakan variabel dari sisi transaksi dengan mengabaikan demografi dan portofolio customer. Contoh untuk transaksi customer yaitu penarikan tunai di ATM, pembelian pulsa, berapa lama penggunaan telepon, berapa kali penggunaan sms, dll.
- Psikologi customer. Sebenarnya faktor ini sangat powerfull untuk memprediksi customer. Namun, sulitnya memperoleh data ini menyebabkan banyak statistician tidak menggunakan. Selain itu, perubahan psikologi yang sangat tidak stabil membuat harus ekstra hati-hati dalam penggunaan faktor ini. Contoh untuk variabel ini adalah kondisi emosional, tingkat stress, dll.
0 comments :
Post a Comment