Absurd Conversation

Leave a Comment

Judulnya aja yang bahasa Inggris, biar keren gitu. Lagian kejadian sebenarnya merupakan full english conversation. Namun, demi menghindari kesalahpahaman dalam membaca dan supaya tidak ditindak oleh FPI maka tulisan ini menggunakan bahasa Indonesia saja.

Kejadiannya pada saat usia gue masih muda yaitu ssekitar awal tahun 2012. Saat itu, gue masih bekerja di salah satu bank ternama di Indonesia dan di Asia bahkan di dunia (halah). Oke, nama banknya OCBC NISP (kesebut juga kan nama banknya). Gue bertempat tinggal di sebuah kosan di kawasan karet setiabudi (gue suka banget ama kata "KAWASAN", love it). Pagi itu, gue berencana akan pergi ke daerah Salemba, tapi lupa mau ngapain di sana. Maka gue harus berjalan dan menyeberang menuju Le Meridien, seberang dari gedung WTC (World Trade Center - nya versi Indonesia, mudah-mudahan tidak menjadi target terorist).

Sampailah gue di halte depan Le Meridien, menunggu bus angkutan umum bernomor 213 jurusan Grogol - Kampung Melayu. Duduklah gue di halte. Tidak berapa lama, datanglah seseorang ke halte tersebut. Seorang pria, berkulit asia selatan banget tapi mukanya kayak orang jawa, tapi gue sadar bahwa dia orang asing. Yang gak ngerti orang asia selatan kayak apa, coba deh dateng ke sana, Maldives misalnya (--,). Tidak lama setelah dia duduk, dia menyapa gue. Proses penyapaannya cukup standar, yaitu dengan diawali kata 'Excuse me'. Namun, seperti yang dijelaskan di awal, tulisan ini akan lebih diutamakan dalam bahasa Indonesia.

Berikut sepenggal percakapan antara gue dengan orang asing itu (sebut saja namanya Joko). Yang dalam kurung hanya di dalam hati, tidak dilakukan secara nyata dan signifikan dalam percakapan.

Joko  : Hai, permisi.
Gue   : Iya, ada apa?
Joko  : Boleh bertanya?
Gue   : (enggak boleh, kecuali bayar) Iya, silakan.
Joko  : Kamu tau dimana letak Plaza Indonesia?
Gue   : Ya, saya tau. Tidak terlalu jauh dari sini.
Joko  : Saya lebih baik naek apa ya kalau ke sana?
Gue   : Bisa naek kopaja no 19 (oke, gue merasa bersalah karena merekomendasikan kopaja ke orang asing)
Joko  : Kalau menggunakan bus yang berwarna orange itu (sambil menunjuk bus trans Jakarta), bisa?
Gue   : Bisa. Tapi itu terlalu mahal untuk ke Plaza Indonesia. (gue masih mengarahkan dia naek kopaja). Kalau naek kopaja hanya Rp. 2.000 sedangkan kalau naek trans jakarta Rp.3.500
Joko  : Bagaimana dengan taxi? Berapa biayanya?
Gue   : Hmm. Kira-kira Rp. 10.000 lah.
Joko  : Oke. Btw, siapa nama kamu?
Gue   : Nama saya Anton. Nama Anda siapa?
Joko  : Saya Joko. Kamu kuliah di sini?
Gue   : Oh tidak. Saya sudah bekerja.
Joko  : Wow. Sungguh. (Really?!). Saya kira kamu masih kuliah. Kerja dimana?
Gue   : Saya bekerja di Bank OCBC NISP. Kalau Anda disini bekerja dimana? (gue sok tau banget kalo dia kerja di sini)
Joko  : Saya di Standard Chartered Bank.
Gue   : Oh. Industri yang sama ya.
Joko  : Iya banking juga. Oke, senang bertemu denganmu. (dia menghentikan taxi blue bird)
Gue   : Oke, senang bertemu denganmu juga. (dengan muka menyesal mengenalkan kopaja kepadanya)

Sekian percakapan singkat dengan orang asing di halte. Sebaiknya tidak menyarankan untuk naek kopaja kepada orang asing.

0 comments :

Post a Comment